Islam Asia Tenggara: Wajah Ceria dari Peradaban Harmoni

Islam di Asia Tenggara hadir bukan sekadar sebagai agama, tetapi sebagai napas budaya yang merangkul keberagaman. Di tengah masyarakat yang terdiri dari berbagai etnis, bahasa, dan tradisi, Islam tumbuh dalam wajah ramah, penuh toleransi, dan akrab dengan kearifan lokal. Senyuman anak-anak dalam balutan baju muslim bukan hanya simbol kebahagiaan, tapi juga cerminan nilai-nilai damai yang diwariskan lintas generasi.

Wajah ceria itu tumbuh dari pendidikan yang sejuk, lingkungan sosial yang inklusif, dan praktik keagamaan yang adaptif. Dari surau kecil di kampung hingga pesantren yang merangkul perubahan zaman, Islam Asia Tenggara menjelma sebagai peradaban harmoni—bukan dengan kekerasan, tapi dengan keteladanan.

Di tengah dunia yang semakin terpolarisasi, wajah Islam Asia Tenggara mengingatkan kita bahwa iman bisa bersanding dengan kegembiraan, dan keberagaman bisa menjadi sumber kekuatan, bukan perpecahan.